Ordo : Chlamydiales
Famili : Chlamdiaceae
Genus : Chlamdia
CHLAMYDIA (Miyagawanella atau Bedsonia)
Chlamydia juga dikenal sebagai Miyagawanella atau Bedsonia. Negatif Gram, berukuran 0,2-1,5 mikron, berbentuk sferis, tidak bergerak dan merupakan parasit intrasel obligat. Meskipun ukurannya sangat kecil dan hanya dapat hidup intrasel, namun kuman ini bukan termasuk virus melainkan bakteri. Hal ini terbukti dari sifat-sifat berikut yang tidak terdapat pada virus, yaitu memiliki ribosom, RNA dan DNA, dinding sel dari peptidoglikan yang mengandung asam muramat, mempunyai enzim yang aktif pada metabolisme, membelah secara biner dan pertumbuhannya dapat dihambat oleh obat-obat antibakteri. Chlamydia tidak mampu membentuk sendiri senyawa fosfat berenersi tinggi. Enersi yang dibutuhkannya diambil dari sel hospes, oeh karena itu kuman ini juga disebut sebagai parasit enersi.
Siklus perkembangan
Chlamydia berkembang melelui beberapa stadium. Mulai dengan badan elementer yang infeksius. Berbentuk sferis dengan garis tengah 0,2-0,4 mikron, mempunyai satu inti dan sejumlah ribosom yang diliputi oleh dinding sel yang terdiri dari beberapa lapis. Badan elementer masuk ke dalam sel dengan cara fagositosis. Di sekelilingnya terbentuk vakuola. Dalam waktu 8 jam badan elementer berkembang menjadi badan inisial yang berukuran 0,8-1,5 mikron. Bentuk ini juga disebut sebagai badan retikuler, isi sel kurang padat jika dibandingkan dengan bandan elementer, kadar RNA 4x lebih banyak daripada DNA dan tidak bersifat infeksius.
Empat jam berikutnya badan inisial membelah secara biner, membentuk badan intermedier dan kemudian badan elementer. Badan intermedier merupakan bentuk transisi antara badan inisial dan badan elementer. Badan inisial, badan intermedier dan badan elementer terkumpul dalam vakuol di dalam sel, bentuk demikian disebut sebagai badan inklusi. Badan inklusi pada hakekatnya merupakan mikrokoloni kuman di dalam sel hospes. Di dalam sel hospes dapat terbentuk beberapa mikrokoloni kuman jika terjadi fagositosis terhadap lebih dari satu badan elementer. Pematangan badan inisial menjadi badan elementer disertai dengan meningkatnya sintesis DNA dengan cepat sehingga kadar DNA dan RNA berimbang. Pada waktu sel hospes pecah, badan elementer tersebar ke luar dan menimbulkan infeksi pada sel-sel hospes baru. Siklus perkembangan Chlamydia memakan waktu 24-48 jam.
Pendahuluan
Penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin yang paling sering di negara berkembang disebabkan oleh Chlamydia traumatis,suatu parasit intraseluler obligat yang tidak dapat dibiakkan pada media buatan. Khlamidiae berbeda dari semua mikroorganisme lain dan telah ditempatkan pada ordonya sendiri, Khlamidiales dan famili Khlamidiaseae, Khlamidiae menimbulkan beberapa bentuk penyakit yang diketemukan pada manusia: trakhoma yang berkemungkinan membutakan, pneumonitis infantil, limfogranuloma venereum, yang ditularkan melalui hubungan seksual, dan penyakit mukosa genital (tabel 18-6). Spesies lain, C. psittaci, adalah patogen yang lazim pada burung dan binatang peliharaan dan jarang mengenai manusia.
Epidemiologi
Prevalensi C. trachomatis berkisar 3-5% orang laki-laki dan wanita yang tidak bergejala pada kumpulan medik umum, sampai melebihi 20% pada kumpulan klinik STD. Selama hamil, 5-7% wanita telah dilaporkan menjadi biakan positif untuk Klamidia. Neonatus dapat mendapat infeksi pasca melewati jalan lahir yang terinfeksi. Wanita umur belasan tahun terbukti mempunyai angka serorevalensi tertinggi.
Manifestasi Klinik
Infeksi klinik sangat prevalen dengan infeksi yang ditemukan pada gonorea. Infeksi klamidia cenderung mempunyai masa inkubasi labih lama (7-21 hari), kurang nampak purulen dari tempat yang radang, dan agaknya lebih tidak bergejala dibanding gonorea. Walaupun kedua infeksi dapat menjadi sistemik, manifestasinya yang berhubungan dengan infeksi klamidia sistemik agakna lebih akibat dari pembentukan kompleks antigen-antibodi, bukannya penyebaran hematogen langsung dari organisme seperti yang terlihat pada gonorea.
Pada manusia, keadaan klinik yang paling sering dihubungkan dengan klamidia adalah uretritis. Walaupun gejala-gejala umumnya leih ringan daripada gonorea, ada cukup tumpang tindih sehingga tidak ada cara klinik untuk menentukan agen yang mana yang menimbulkan uretritis. Klamidia paling sering menyebabkan uretritis nongonokokus. Enam puluh-75% mitra wanita dari laki-laki biakan positif terbukti infeksi.
Epididimitis dapat merupakan akibat dari infeksi klamidia assenden. Pada laki-laki yang aktif secara seksual di bawah umur 35 tahun, klamidia adalah patogen paling sering, sebaliknya laki-laki di atas 35 tahun penyebabnya biasanya koliform. Secara klinik epididimitis klamidia datang dengan nyeri skrotum unilateral, bengkak dan kelembekan.
Diagnosis
Diagnosis infeksi klamidia dapat dilakukan dengan inokulasi sekresi terinfeksi pada biakan jaringan sel McCoy atau Hela. Biakan jaringan relatif mahal dan mungkin memerlukan waktu 5-10 hari. Metode nonbiakan cepat untuk deteksi termasuk pengecatan imunofluoresens direk dari pulasan dengan antibodi monoklonal, deteksi antigen klamidia dengan imunoassay terikat enzim dengan antibodi poliklonal atau monoklonal, dan proba DNA, yang juga telah digunakan dengan keberhasilan yang sama. Namun, metode nonkultur mempunyai sensitivitas dan spesivitas kurang dari 100%, berakibat angka prediktif sangat rendah pada banyak kelompok risiko yang lebih rendah. Untungnya, diagnosis klinik relatif mudah jika piuria (lebih besar dari 4 PMN per bidang pandangan sangat kuat) ditemukan pada orang laki-laki, atau PMN lebih dari 30 yang ditemukan pengecatan gram endoserviks.
Demikian penjelasan tentang CHLAMYDIA (Miyagawanella atau Bedsonia).
Semoga bermanfaat dan dapat membantu dalam tugas atau pekerjaan anda. sekianTerima kasih :)
ConversionConversion EmoticonEmoticon