Trakhoma


Trakhoma - Banyak penyakit yang mengenai mata, tetapi lebih bahaya lagi pemyakit yang satu ini, seperti apakah penyakitnya ? apa itu trakhoma.


Trakhoma

Trakhoma dan konjungtivitas inklusi merupakan penyakit yang sama-sama mengenai mata bagian luar. Penyakit ini disebabkan oleh Chlamidia trachomatis dari golongan Trachoma Inclusion Conjunctivitas (TRIC). Pada hakikatnya penyakit ini hanya menimbulkan infeksi  pada manusia, tetapi juga dapat ditularkan pada primata tertentu dengan gejala yang ringan. Jika diinokulasikan secara intranasal pada tikus, dapat menyebabkan pneumonia fatal. Penyakit trakhoma sudah dikenal sejak zaman dahulu, merupakan penyakit yang erat hubungannya dengan kemiskinan dan sebagai salah satu penyebab kebutaan. Trachoma berasal dari perkataan Yunani yang artinya kasar, suatu kenyataan yang sesuai dengan gambaran konjungtiva yang terkena infeksi. Penyebab utama dari penyakit ini terdiri dari Chlamydia trachomatis imunotip A, B, dan C.

Pada penderita trakhoma dapat ditemukan hipertrofi folikuler dari konjungtiva tarsalis bagian atas. Jika penyakitnya bertambah berat akan terlihat reaksi peradangan yang ditandai dengan hipertrofi papuler atau folikuler konjungtiva dan akan terlihat adanya eksudat mukopurulenta 50% kasus trakhoma disertai infeksi sekunder oleh bakteri lain. Pada kerokan bahan folikel akan ditemukan sel-sel epitel kornea dan konjungtiva yang mengandung badan inklusi intrasitoplasma. Pada kornea terlihat vaskularisasi, kemudian dapat terbentuk pannus dan parut sekunder yang dapat mengakibatkan kebutaan total ataupun sebagian.

Penyakit ini dapat diobati dengan sulfonamida atau tetrasiklin, tetapi memerlukan pengobatan jangka panjang dengan penyembuhan yang kurang sempurna. Kekebalan yang ditimbulkannya kurang efektif, yang terbukti dengan sering dijumpainya reinfeksi atau relaps. Penderita menunjukkan hasil tes Frei negatif. Dalam tubuh penderita terbentuk antibodi yang dapat mengikat komplemen yang juga dapat bereaksi dengan antigen psittacosis atau sejenisnya. Keadaan ini menunjukkan bahwa tes pengikatan komplemen tidak cukup khas untuk diagnosis dan tidak dapat membedakan trakhoma dari konjungtivitis inklusi. Kesulitan ini dapat diatasi dengan tes mikroimunoflupresensi.

Konjungtivitis inklusi
Konjungtivitis inklusi atau inclusion blenorrhea atau swimming pool conjunctivitis merupakan konjungtivitis benigna yang dapat dijumpai pada bayi yang baru lahir atau pada orang dewasa. Secara klinis berbeda dari trakhoma karena tidak dijumpai pannus dan parut pada kornea. Meskipun dianggap sebagai self limiting disease namun penyakit ini dapat menetap selama beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun pada orang dewasa.

Kuman penyebab penyakit ini dapat ditanam pada kantong kuning telur bertunas dan membentuk badan elementer. Bahan pemeriksaan dapat berasal dari cervix seorang ibu atau mata seorang bayi. Hasil biakan tersebut dapat menyebabkan konjungtivitas mukopurulenta pada kera cynomolgus, tetapi tidak mempengaruhi kornea. Kuman ini juga dapat ditanam pada biakan sel dan nampak sangat serupa dengan penyebab trakhoma. Mikroorganisme penyebab penyakit ini termasuk Chamydia trachomatis imunotip E sampai dengan K.

Masa tunas pada bayi yang baru lahir antara 5-12 hari. Penyakit ini timbul secara mendadak dan ditaandai dengan infiltrasi konjungtiva dari kelopak mata bagian bwah yang disertai dengan eksudat purulenta. Konjungtiva terlihat menebal, terdapat infiltrasi sel polimorfonuklear pada jaringan epitel dan terlihat adanya badan inklusi basofilik intrasitoplasma yang tidak dapat dibedakan dari trakhoma. Badan inklusi sebaiknya dicari dari bahan yang berasa dari kerokaan epitel dan bukan dari eksudat. Kadang-kadang penyakitnya berat, dengan pembentukan pseudomembran, namun secara klinis masih mudah dibedakan dari gonorrhoea. Stadium akut berlangsung dua minggu, kemudian gejalanya menurun secara bertahap, tetapi kelainan kornea tidak kembali normal dalam beberapa bulan dan dapat tetap menunjukkan adanya infiltrasi selama satu tahun.

Pada orang dewasa penyakit ini timbul sebagai konjungtivitis folikuler yang akut dengan sedikit sekret dan pembesaran ringan kelenjar periokuler. Folikel yang ditemukan terlihat sama dengan yang ditemukan pada trakhoma, tetapi hipertrofi lebih nyata terlihat pada kelopak mata bagian bawah, tidak ada perubahan pada kornea dan pada pemeriksaan mikroskopik bahan folikuler tidak menunjukkan perubahan nekrotik.

Penyakit ini secara klinis sukar dibedakan dari bentuk konjungtivitis folikuler akut lainnya, sehingga diagnosis harus ditegakkan atas dasar adanya badan inklusi. Penyakit ini pada orang dewasa dapat sembuh spontan tanpa meninggalkan kelainan pada kornea ataupun konjungtiva, tetapi penyakitnya cenderung berlangsung lebih lama daripada yang terdapat pada bayi.

Meskipun sebenarnya penyakit ini merupakan penyakit pada mata, namun dapat pula menimbulkan infeksi pada traktus urogenitalis yang ditularkan lewat kelamin. Badan inklusi dapat ditemukan dalam kerokan traktus urogenitalis ibu dari bayi yang sakit, infeksinya pada umumnya terbatas pada muara serviks bagian luar dan pada epitel transisi yang secara histologi serupa dengan epitel konjungtiva.
Infeksinya pada seorang wanitaa mungkin tidak mengakibatkan gejala apapun, tetapi sebaliknya menimbulkan gejala uretritis pada seorang pria. Bayi pada waktu lahir terkena infeksi dari ibunya, sedangkan orang dewasa seringkali terkena infeksi di kolam renang yang telah tercemar oleh seseorang dengan infeksi pada traktus urogenitalisnya.

Konjungtivitis inklusi dapat merupakan penyakit jabatan dari para ahli kebidanan dan penyakit kandungan. Serum penderita memberikan hasil tes pengikatan komplemen positif dengan antigen grup, tetapi cara ini tidak dapat dipakai untuk diagnosis. Penyakit pada bayi tidak dapat dicegah dengan pemberian perak nitrat, tetapi penyakitnya dapat diobati dengan sulfonamida atau tetrasiklin yang diberikan secara topikal.

Demikian penjelasan diatas tentang Trakhoma, Semoga bermanfaat dan dapat membantu dalam tugas atau pekerjaan anda. sekian

Terima kasih :)
Previous
Next Post »

Ads Inside Post